Strategi
Pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan), termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran (Sanjaya: 2006). Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Menurut Moedjiono
(1993), strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan
mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk
sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu.
Merujuk
pada beberapa pendapat di atas strategi pembelajaran dapat dimaknai sebagai
suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pada dimensi perencanaan, strategi
pembelajaran adalah disain yang memuat komponen-komponen pembelajaran secara
utuh sebagai rencana dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan pada dimensi
pelaksanaan, strategi pembelajaran merupakan upaya yang strategis dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyelaraskan konsistensi
komponen-komponen pembelajaran untuk mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil belajar. Berikut ini adalah
beberapa strategi pembelajaran yang biasa digunakan, yaitu strategi
pembelajaran ekspositori, dan inkuiri.
a.
Strategi
Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak
dituntut untuk menemukan materi itu karena materi pelajaran seakan-akan sudah
jadi dan tersedia.
Terdapat
beberapa karakteristik strategi ekspositori diantaranya: Pertama, strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic
achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk
strategi ekspositori.
Tidak
ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan
strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.
Keberhasilan
penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk
bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Terdapat beberapa jenis metode
pembelajaran yang termasuk ke dalam jenis strategi pembelajaran ekspositori
diantaranya metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode tanya jawab.
b.
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi
pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan, karena
materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi
ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran; sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal
dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Strategi
pembelajaran inkuiri memiliki ciri-ciri: Pertama, menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri {self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya
dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu
dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa
akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai
materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri, terdapat
beberapa prinsip yang harus diterapkan, yaitu: a) Berorientasi pada
pengembangan intelektual, karena tujuan utama dari strategi inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir, sehingga selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar; b) Prinsip interaksi, karena
pada dasarnya adalah proses interaksi yang
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri; c) Prinsip bertanya, karena guru berperan
sebagai penanya untuk mendeteksi
kemampuan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang mencerminkan sebagian dari proses berpikir
mereka; d) Prinsip belajar untuk berpikir, karena belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak, dan bukan hanya menghapalkan sejumlah fakta, dan e) Prinsip
keterbukaan, karena pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya; dimana tugas guru adalah
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan agar strategi inkuiri ini
menjadi lebih efektif. Metode tersebut antara lain: a) Metode problem solving (metode
pemecahan masalah), di mana dalam proses pembelajaran ini siswa di ajak untuk
meneliti, menganalisis, kemudian membuat suatu pembahasan tentang hasil
pengamatannya, sehingga penerapan metode ini sangat efektif untuk mengembangkan
kemampuan berfikir siswa; b) Metode
diskusi, dimana metode ini merupakan cara mengajar yang dalam
pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang
harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama; c) Metode Simulasi (simulation), yaitu metode
mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok dengan menggunakan
simulasi dari benda atau kegiatan yang sebenarnya. Simulasi dapat memberikan
gairah dan motivasi belajar siswa tetap terjaga bahkan lebih meningkat, karena
dengan metode ini dapat dilakukan metode bermain peran, di mana siswa diajak
berimajinasi untuk memerankan suatu tokoh pada suatu peristiwa tertentu, yang
akan membawa pemahaman siswa terhadap suatu konsep, peristiwa atau kejadian.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa tulis komentar yaa..... Terimakasih.