Pengertian Mutu. Suatu Pengantar
Beberapa pandangan penting tentang mutu/kualitas
Mutu mengandung makna derajat
(tingkat) keunggulan suatu produk
(hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa;
baik yang tangible maupun yang intangible. Kebermaknaan mutu
dapat dipahami secara absolut dan relatif.
Dalam konsep
yang absolut, sesuatu yang bemutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi
yang tidak dapat diungguli. Produk-produk yang bemutu adalah sesuatu yang
dibuat dengan sempuma dan dengan biaya yang mahal. Dalam konsep relatif, memandang mutu bukan sebagai
suatu atribut produk atau layanan, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari
produk atau layanan tersebut. Mutu dapat dikatakan ada apabila
sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada.
Definisi relatif tentang mutu memiliki
dua aspek. Pertama adalah
menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua
adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Cara pertama, penyesuaian diri terhadap
spesifikasi, sering disimpulkan adanya 'kesesuaian dengan tujuan dan manfaat'.
Kadangkala definisi ini sering dinamai definisi produsen tentang mutu. Mutu
bagi produsen bisa diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi
spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten.
Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan
kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat. Pendapat lain
menyatakan mutu adalah “jasa/pelayanan atau produk yang menyamai atau melebihi
kebutuhan atau harapan pelanggannya”.
Dalam
perspektif kepentingan pelanggan, mutu
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan
kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga dengan istilah bahwa mutu
sesuai persepsi (quality in perception).
Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang hanya ada di orang yang menggunakannya.
Sengan demikian, dapat dipahami adanya kenyataan
bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu. Dan
mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk terbaik yang
bisa bertahan dalam persaingan.
Mutu dan peningkatan mutu merupakan tugas
yang paling utama yang dihadapi oleh berbagai lembaga. Mutu merupakan suatu
konsep yang kompleks sehingga tidak mudah untuk didefinisikan dan diukur. Pengertian mengenai mutu yang diungkapkan
oleh seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari
biasanya kita baru menyadari arti dari
mutu ketika mutu tersebut hilang atau berkurang. Mutu merupakan salah satu unsur
pokok yang membedakan antara produk satu
dengan lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa mutu itu adalah suatu
keistimewaan dari suatu produk.
Sallis (1993) mengatakan bahwa Quality is similar in nature to goodness,
beauty, and truth; and ideal with there can be no compromise. Quality products
are things of perfection made with no expense. They are valuable and convey
prestige to their owner. Kualitas dalam pengertian di atas mengarah kepada
sesuatu yang terbaik, bagus, dan
terpercaya, sesuatu yang ideal dimana tidak ada kompromi sama sekali. Layanan
jasa yang diberikan atau barang yang dihasilkan adalah suatu bentuk yang
dirasakan oleh konsumen sangat baik dan terpercaya, sehingga ada nilai yang
dirasakan jasa dan produk itu sangat baik dan tidak mungkin mengecewakan.
Kualitas yang melekat pada produk adalah
barang yang dihasilkan sangat sempurna. Produk
tersebut sangat bernilai dan mengarah pada harga diri pemiliknya yang mengarah
pada rasa bangga ataupun menaikkan gengsi pemiliknya.
Dengan demikian, kualitas tidak hanya sekedar
sebagai arti dari mutu, akan tetapi lebih luas dari itu. Ada makna lain yang
mengikutinya yaitu mengarah pada pencapaian yang paling sempurna suatu produk
yang dihasilkan atau layanan jasa yang diberikan. Jasa atau produk yang sempurna
harus memenuhi dua tuntutan, baik sisi
konsumen maupun sisi produsen sebagai penghasil jasa atau barang tersebut.
Dari berbagai definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa mutu adalah
keunggulan suatu produk
baik berupa barang maupun jasa yang menunjukkan kemampuan dalam
memuaskan kebutuhan atau harapan pelanggannya.
Untuk dapat memenuhi nilai yang paling tinggi
dari sebuah produk atau jasa, ada beberapa hal yang prinsip dari sebuah kajian
mutu, yaitu sebagai berikut.
a. Sisi ketercapaian kriteria sebuah produk atau jasa dihasilkan,
penampilan sebuah produk dan jasa memenuhi semua kriteria dari keinginan customernya.
b. Sebuah produk atau jasa yang dihasilkan tidak hanya sekedar memenuhi kriteria
yang nampak di permukaan akan tetapi seluruh tingkatan dari kegiatan pelayanan
jasa dan barang itu diproduksi.
c. Sebuah produk atau jasa yang dihasilkan
memenuhi tuntutan costumernya
secara konsisten dari waktu ke waktu.
d. Sebuah produk atau jasa memiliki keandalan ketika orang mempergunakan
produk tersebut dan merasakan kelanggengan yang sama dari jasa yang
dirasakannya.
e. Layanan purna jual disediakan dengan mudah dan dapat dirasakan oleh
seluruh customer pengguna barang dan
jasa.
f. Orang yang memiliki produk dan merasakan layanan merasa aman, nyaman,
dan dapat meningkatkan “gengsi”.
Dari
beberapa pengertian dan penjelasan di atas tentang mutu dalam konteks produk
yang dihasilkan dan jasa yang diberikan; maka mutu melekat pada tiga unsur
sebagi berikut ini.
a. Keistimewaan produk, sifat yang dimiliki oleh sebuah produk yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen sehingga memberikan
kepuasan.
b. Kepuasan pelanggan, hasil yang dicapai pada saat keistimewaan produk
merespon kebutuhan pelanggan.
c. Defisiensi produk, kegagalan produk dan jasa yang mengakibatkan ketidakpuasan
pelanggan.
Kualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, termasuk
dalam bidang pendidikan. Dikenal antara lain dua pakar penting bidang kualitas
yaitu Juran dan Deming, yang telah berhasil
menjadikan kualitas sebagai mindset yang berkembang terus dalam kajian
manajemen, khususnya manajemen kualitas.
Menurut Juran (1988) kualitas
adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness
for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan
apa yang diperlukan atau diperlukan oleh pengguna. Lebih jauh Juran
mengemukakan lima dimensi kualitas, yaitu:
a.
Rancangan (design), sebagai
spesifikasi produk;
b. Kesesuaian (conformance),
yakni kesesuaian antara maksud desain dengan penyampaian produk aktual;
c. Ketersediaan (availability),
mencakup aspek kedapatdipercayaan, serta ketahanan, dan produk itu tersedia
bagi konsumen untuk digunakan;
d.
Keamanan (safety), aman dan
tidak membahayakan konsumen, dan
e. Guna praktis (field use), kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan pada
penggunaannya oleh konsumen.
Sedangkan menurut Deming (1986) meskipun kualitas mencakup
kesesuaian atribut produk dengan
tuntutan konsumen, namun kualitas harus lebih dari itu. Menurut Deming terdapat
14 poin penting yang dapat membawa
seorang manajer mencapai perbaikan dalam kualitas, yaitu:
a.
Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa.
b.
Mengadopsi filosophi baru dimana cacat tidak bisa diterima,
c.
Berhenti tergantung pada inspeksi massal,
d.
Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja,
e. Tetap dan kontinyu memperbaiki sistem produksi dan jasa,
f.
Melembagakan metode pelatihan kerja modern,
g.
melembagakan kepemimpinan,
h.
Menghilangkan rintangan antar departemen,
i.
Menghilangkan ketakutan,
j.
Menghilangkan/ mengurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekerja,
k.
Menghilangkan manajemen berdasarkan sasaran,
l.
Menghilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman,
m.
Melembagakan program pendidikan
dan pelatihan yang cermat, dan
n. Menciptakan struktur dalam manajemen puncak
yang dapat melaksanakan transformasi seperti dalam poin-poin di atas.
Dengan
memperhatikan pendapat dua tokoh kualitas di atas, tampak bahwa mereka
menawarkan beberapa pandangan yang penting dalam bidang kualitas. Pada intinya
dapat dipahami bahwa semua yang
berkaitan dengan manajemen kualitas atau perbaikan kualitas yang diperlukan
adalah penerapan pengetahuan dalam upaya meningkatkan/ mengembangkan kualitas
produk atau jasa secara berkesinambungan.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa tulis komentar yaa..... Terimakasih.