Ada empat kategori yang dapat dijadikan
indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan, yaitu: (1) dapat
tidaknya seorang lulusan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
(2) dapat tidaknya seseorang memperoleh pekerjaan, (3) besarnya penghasilan/
gaji yang diterima, dan (4) sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan
politik. Sedangkan untuk mengukur manfaat dari
pendidikan dapat digunakan tiga pendekatan berikut: 1) The simple correlation approach, 2) The residual approach, and 3)
The returns to education approach.
Dalam aspek efisiensi, istilah efisiensi
pendidikan menggambarkan hubungan antara input
(masukan) dan output (keluaran)
dari suatu pelaksanaan proses pendidikan.
Sedangkan Efisiensi pendidikan menurut Fattah (2002:35) artinya memiliki kaitan
antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai
optimalisasi yang tinggi.
Dalam biaya pendidikan, efisiensi hanya akan
ditentukan oleh ketepatan dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan
memberikan prioritas pada faktor-faktor input
pendidikan yang dapat memacu prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui efisiensi
biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis keefektivan biaya (cost effectiveness analysis) yang memperhitungkan
besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian
tujuan pendidikan atau prestasi belajar.
Upaya efisiensi dapat dikelompokkan ke dalam
dua jenis, yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Kedua konsep tersebut
satu sama lain erat kaitannya.
Efisiensi internal dapat dinilai melalui
suatu sistem pendidikan yang menghasilkan output
yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan.
Output
acapkali diukur dengan indikator-indikator seperti angka kohort yaitu
proporsi siswa yang dapat bertahan
sampai akhir putaran pendidikan, pengetahuan keilmuan, keterampilan, maupun ketaatan
kepada norma-norma perilaku sosial. Karena dengan alasan inilah
persoalan-persoalan mutu pendidikan biasanya dibahas dengan memperhatikan
efisiensi internal dari sistem pendidikan.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengukur
efisiensi internal adalah Rata-rata lama belajar (Average study time). Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa
lama seorang lulusan menggunakan waktu belajarnya dengan cara menggunakan
statistik kohort (kelompok belajar). Cara penghitungannya adalah jumlah waktu
yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam
kohort. Ini disebut dengan Rasio Input
Output (Input-Output Ratio/IOR). IOR merupakan perbandingan antara jumlah
murid yang lulus dengan murid yang masuk awal dengan memperhatikan waktu yang
seharusnya ditentukan untuk lulus. Artinya, membandingkan antara tingkat
masukan dengan tingkat keluaran.
Sedangkan untuk efisiensi eksternal, sering
dihubungkan dengan metode cost benefit
analysis. Efisiensi eksternal juga dihubungkan dengan situasi makro yaitu
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil
pendidikan. Pada tingkat makro diyakini bahwa individu yang berpendidikan
cenderung berkehidupan lebih baik karena memperoleh pendapatan yang lebih
tinggi dan kesehatan yang baik.
Analisis efisiensi eksternal berguna untuk
menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya atau distribusi anggaran kepada
seluruh sub-sub sektor pendidikan. Efisiensi eksternal juga merupakan pengakuan
sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan. Dalam menganalisis efisiensi
eksternal bidang pendidikan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: 1)
Keuntungan perorangan (private rate of
return), yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada individu dengan
biaya dari individu yang bersangkutan; 2) Keuntungan masyarakat (sosial rate of return), yaitu
perbandingan keuntungan pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan masyarakat. Jadi, efisiensi
eksternal pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan investasi pendidikan
pada umumnya, serta alokasi pembiayaan bagi jenis dan jenjang pendidikan
tertentu.
Efisiensi internal dan efisiensi eksternal
ini mempunyai kaitan yang sangat erat. Kedua aspek tersebut saling melengkapi
satu sama lain dalam menentukan efisiensi sistem pendidikan secara keseluruhan.
Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
secara konseptual efisiensi pendidikan meliputi cost effectiveness dan cost
benefit. Cost effectiveness dikaitkan dengan perbandingan biaya input pendidikan dan efektivitasnya
dalam mendukung hasil-hasil belajar. Efisiensi internal atau cost effectiveness sangat bergantung
pada dua faktor utama yaitu: 1) Faktor institusional, dan 2) Faktor manajerial.
Sedangkan cost benefit dikaitkan
dengan analisis keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan
kemampuan, sikap, dan keterampilan.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa tulis komentar yaa..... Terimakasih.