Biaya pendidikan adalah
nilai ekonomi (dalam bentuk uang) dari input
atau sumber-sumber pendidikan tertentu yang digunakan untuk pembelajaran guna
menghasilkan output pendidikan dari
suatu program pendidikan tingkat tertentu. Pada tataran konsep pembiayaan
secara umum, biaya dapat berupa pengeluaran sejumlah uang tertentu atau
pengorbanan tertentu yang bukan berbentuk uang namun dapat dinilai dengan uang.
Biaya pendidikan dapat
dikategorikan sebagai biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara langsung untuk
membiayai penyelenggaraaan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat; seperti gaji guru, pegawai non edukatif, buku-buku pelajaran dan bahan
perlengkapan lainnya. Hal ini berpengaruh pada hasil pendidikan berupa nilai
pengorbanan untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan Biaya
tak langsung (Indirect cost),
meliputi hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti pendidikan.
Bisa juga berupa keuntungan yang hilang (earning
forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Pengelompokkan
di atas sesuai dengan pendapat Roe, et al. (1983:45) yang menyatakan bahwa:
“Education has both private and social cost,
which may be both direct and indirect, direct cost are incurred for tuition,
fees, books, room and board. In a public school, the majority of these costs
are subsumed by the public treasury and thus become sosial costs. Indirect
costs of education are embodied in the earnings which are forgone by all
persons of working age, but forgone
earnings are also a cost to societ, a reduction in the total productivity of
the nation”.
Dalam
kesehariannya, biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa. Kebanyakan biaya
langsung berasal dari sistem persekolahan sendiri seperti Dana Sumbangan
Pendidikan (DSP), dan sumbangan orang tua murid untuk pendidikan atau yang
dikeluarkan sendiri oleh siswa untuk membeli perlengkapan dalam melaksanakan
proses pendidikannya, seperti biaya buku, peralatan dan uang saku. Sedangkan
biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk kesempatan yang
hilang dan dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Pengelompokkan biaya juga bisa dilakukan berdasarkan (1) jenis pendidikan (umum dan swasta), dalam
hal ini pengeluaran dibandingkan dengan jumlah pendaftaran; (2) tingkat pendidikan dan jurusan; (3) tujuan pembiayaan yaitu biaya langsung (pengeluaran berulang untuk gaji
dan bahan) dan biaya tak langsung (untuk manajemen umum) serta biaya untuk
menganjurkan kehadiran di sekolah (biaya intervensi; menjelaskan perbedaan antara
biaya rata-rata antar negara/tingkat pendidikan), biaya sosial serta biaya
pemindahan atau transfer cost (kantin, asrama, transpor dan beasiswa); dan (4) sifat pengeluaran.
Biaya pendidikan merupakan
dasar empiris untuk memberikan gambaran karakteristik keuangan sekolah. Biaya
satuan di tingkat sekolah merupakan biaya pendidikan tingkat sekolah, baik yang
bersumber dari pemerintah, orang tua maupun masyarakat; yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran.
Hal
tersebut, dipertegas dengan pendapat
Bowen (1981:1) yang menyebutkan “Cost
usually appear in the form of expenditures of money. Similarly, costs of
colleges and universities are usually money
payments to acquire the resources
needed to operate the institutions”.
Kemudian,
jenis biaya lain yang sering dipakai adalah biaya satuan per murid. Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang
menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara
efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Dalam menentukan biaya satuan ini, Fattah
(2000:26) mengemukakan dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan pendekatan
mikro.
Biaya satuan
melalui pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi
jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya
berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen
pendidikan yang digunakan oleh murid atau menganalisis biaya pendidikan
berdasarkan pengeluaran total (total
cost) dan jumlah biaya satuan (unit
cost) menurut jenis dan tingkat pendidikannya. Pengetahuan tentang besarnya
biaya satuan per siswa menurut jenjang dan jenis pendidikan dapat digunakan
untuk menilai berbagai alternatif
kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa tulis komentar yaa..... Terimakasih.