Belajar
Belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil
dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan proses bagi
manusia untuk menguasai berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap tertentu.
Proses belajar dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya.
Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan
manusia dari makhluk hidup lainnya.
Banyak konsep tentang belajar yang dikemukakan oleh para
ahli. Gagne (1984), mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Sedangkan
menurut Slavin (1997) belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Menurut Sukmadinata (2006), belajar adalah segala
perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor
dan terjadi melalui proses pengalaman. Hamalik (2001) berpendapat, belajar
adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau suatu proses aktif
mengonstruksi pengetahuan, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk
mencari makna dengan memproses informasi sesuai dengan kerangka berpikir yang
dimiliki, sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Dari pemahaman tentang pengertian belajar tadi,
terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu proses, perubahan
perilaku, dan pengalaman.
a. Proses
Belajar merupakan suatu proses mental dan emosional atau biasa
disebut juga sebagai proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar
bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas ini tidak dapat diamati orang
lain, akan tetapi akan terasa oleh yang bersangkutan. Seorang guru tidak dapat
melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa, tetapi akan dapat mengamati
manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran
dan perasaan pada diri siswa tersebut. Manifestasi tersebut dapat diamati jika
ada aktivitas semisal: siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa menanggapi,
siswa melakukan diskusi, siswa menjawab soal, siswa mengamati sesuatu, siswa
melaporkan hasil pekerjaannya, siswa membuat rangkuman, dan sebagainya. Sebab,
kegiatan-kegiatan seperti ini hanya akan
muncul jika adanya aktivitas mental (pikiran dan perasaan) dengan kadar yang
tinggi.
b. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku atau tingkah laku adalah
hasil belajar. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya,
baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai
(sikap). Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang
dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental
dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan
ke dalam tiga ranah (kawasan), yaitu: pengetahuan (kognitif), keterampilan
motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif).
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar pada aspek afektif tidak dapat
diamati dengan cepat, dan paling
membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan yang lainnya. Misalnya
seorang anak yang oleh kedua orang tuanya dibiasakan untuk berlaku santun, bersikap jujur, dan memiliki tanggung
jawab; akan memakan waktu yang relatif
lama untuk dapat diamati hasilnya, namun perubahan tersebut akan relatif
permanen.
Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai
dengan adanya perubahan kemampuan berpikir. Untuk itu seorang guru harus mampu
mengembangkan proses pembelajaran yang melatih kemampuan berpikir kritis,
misalnya dengan mengasah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui model
pembelajaran problem solving. Oleh
karena perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran merupakan satu tujuan yang harus dicapai, maka
perubahan perilaku harus dirumuskan lebih dulu dalam suatu rumusan tujuan
pembelajaran, sehingga dalam suatu proses pembelajaran akan lebih terukur
pencapaian perubahan perilaku yang diharapkan.
c. Pengalaman
Belajar bisa terjadi melalui pengalaman
langsung maupun pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung
adalah bila siswa belajar secara mandiri dengan mengalaminya sendiri melalui
praktek. Apabila siswa mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan
penjelasan guru, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui pengalaman
tidak langsung. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih
baik, karena siswa akan lebih memahami dan lebih menguasai pelajaran tersebut.
Bahkan nantinya siswa akan merasakan pelajaran terasa lebih bermakna.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik: 2001).
Sedangkan menurut Surya (2003)
pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam Undang
–undang SPN (2003) disebutkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Mencermati beberapa konsep pembelajaran
sebagaimana yang dikemukakan di atas, dapat dimaknai bahwa di dalam
pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa, melibatkan unsur-unsur
lain yang saling mempengaruhi; untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa tulis komentar yaa..... Terimakasih.